Periodisasi
Sastra
Ikhtisar Pembagian
Sejarah Sastra Indonesia
Berdasarkan sejarah pertumbuhan dan
perkembangannya, sejarah sastra Indonesia dapat diikhtisarkan sebagai berikut (Soekono
Wirjosoedarmo, 1990: 1):
A.
Sastra lama (sastra kuna atau klasik) …. ± 1800
Sastra yang dihasilkan sebelum
Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi dimasukkan kedalam suatu golongan yang dinamai Sastra Lama Atau Sastra Kuna Atau Sastra
Klasik.
Orang tidak dapat
memastikan sejak kapankah sastra lama mulai ada. Tetapi mengingat bahwa suatu
keindahan hanya mungkin dihasilkan manusia yang sudah beradab, kiranya dapat
ditentukan bahwa sastra lama mulai ada sejak permulaan peradaban bangsa
Indonesia.
Sastra lama memancarkan
semangat Animisme atau Dinamisme, Hinduisme, dan
Islamisme. Kepercayaan atau agama yang baru tidak berhasil melenyapkan
pengaruh kepercayaan atau agama yang mendahuluinya, sehingga kebudayaan yang
baru selalu mengandung unsur-unsur kebudayaan yang terdahulu. Hal itu nyata jika kita perhatikan kehidupan
masyarakat pada zaman sekarang. Pengaruh Animisme atau Dinamisme yang sudah
amat tua itu hingga kini masih tetap terasa dalam kehidupanmasyarakan modern.
Ketiga jenis semangat
tersebut itulah yang menyebabkan sastra lama terbagi atas tiga periode, yakni: (1) sastra masa purba, (2) sastra masa
hindu, dan (3) sastra masa islam.
1.
Sastra masa purba (…..± 500)
Sastra masa
purba ialah sastra yang tumbuh dan berkembang sejak zaman nenek moyang bangsa
Indonesia yang mendiami tanah air Indonesia mulai beradab sampai kedatangan bangsa
hindu. Bentuk pemakaian sastra pada masa purba berupa sastra lisan, karena waktu itu orang belum mengenal tulisan.
Sastra masa
purba memancarkan semangat Animisme dan Dinamisme. Hasil karya sastra masa
purba pada permulaanya tidak dipakai orang untuk menghibur diri, tetapi
dipergunakan sebagai medium untuk berhubungan dengan roh-roh nenek moyang yang
menurut anggapan masyrakat pada masa itu bersarang dimana-mana.
Contohnya: dongeng tentang pohon gadung
dan jagung, cerita tentang pak pander dsb.
2.
Sastra masa hindu (± 500 - ± 1450)
Kira-kira tahun
500 di Indonesia sudah mulai kelihatan adanya sastra tertulis. Orang sudah
mulai mengenal tulisan setelah bangsa hindu dating ke Indonesia. Tetapi perlu
kiranya diingat bahwa orang yang mengenal tulisan pada waktu itu tidak banyak
jumlahnya, yakni hanya kalangan atas, misalnya raja-raja, pendeta-pendeta dan
sebagian kecil oaring kebanyakan, sedangkan orang-orang kebanyakan yang lain
lebih besar jumlahnya masih belum mengelan tulisan.
Bangsa Hindu
yang mula-mula datang ke Indonesia semata-mata untuk berdagang, ternyata dapat
menanamkan kebudayaannya hingga dalam sekali pada masyarakat Indonesia.
System feodalisme yang dibawanya kemari makin
bertambah kuat kedudukannya. Sejak itulah kebudayaan berpusat pada keratin, sehingga
sudah barang tetntu sastranyapunn bersifat istana sentries. Sastra hindu pada masa itu mendapat tempat utama.
Perlu kiranya di
ingat pula bahwa walaupun pada masa itu boleh dikatakan sudah ada sastra
tertulis, namun sastra tersebut hanya didapati orang pada prasasti-prasasti
(batu tertulis) peninggalan raja-raja, misalnya prasasti-prasasti yang terdapat
di Kutai, di Jawa Barat dekat Citarum, dan lain sebagainya.
Sastra tertulis
yang berupa buku-buku hanyalah yang berasal dari sastra Hindu. Dalam masyarakat
melayu, cerita-cerita yang berasal dari buku-buku tersebut telah berabad-abad
lamanya hidup dan menjadi milik masyarakat. Jalan ceritanya sudah banyaka yang
mengalami perubahan, lebih-lebih mengenai para pelakunya, sedangkan isinya
sering disesuaikan dengan keadaan di tanah Melayu.
Contoh; Hikayat pandawa lima, Balakanda,
Ayodyakanda.
3.
Sastra masa Islam (± 1450 - ± 1800)
Sastra Islam
ialah sastra Indonesia yang sudah kena pengaruh agama islam setelah agama itu
masuk ke Indonesia. Agama islam masuk ke Indonesia, sedangkan penyebarnya adala
orang-orang Gujarat. Itulah pula sebabnya mengapa dalam sastra yang bercorak
islam sering masih terasa adanya pengaruh persi.
System feodalisme masih tetap bertahan, hanya
sekarang yang memegang peranan dalam sastra bukan lagi raja-raja
Indonesia-Hindu, melainkan Indonesia-Islam dengan menampilkan pahlawan-pahlawan
islam, serta penjelasan mengenai peraturan-peraturan dalam agama islam.
Sifat satra
indonesiapun pada waktu itu berubah menjadi ke arab-araban. Orang-orang melayu
bahkan menganggap Huruf Arab sebagai huruf mereka sendiri, yakni yang dinamai
Huruf Arab Melayu atau Huruf Jawi. Atas dasar itu pulalah maka tidak sedikit
buku-buku sastra Indonesia pada waktu itu yang memakai tulisan Jawi.
Contoh: cerita Tun Muhammad atau Tun
Seri Lanang, Cerita Hamzah Fansuri, Cerita Syamsuddin Al Sumatrani.
B.
Sastra peralihan (± 1800 - ± 1908)
Sastra peralihan dinamai
pula sastra masa Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi.
Abdullah Bin Abdul
Kadir Munsyi boleh dianggap sebagai perintis jalan menuju sastra Indonesia
baru, karena dialah pujangga yang pertama kali menerobos benteng sastra lama. Dialah
orang yang pertama kali memberanikan diri meninggalkan ikatan-ikatan lama,
karena telah berani mengarang dalam bentuk dan cara lain daripada yang telah
lazim pada masa itu. Hal itu disebabkan oleh mata hati Abdullah yang mulai
terbuka dalam karang-mengarang setelah ia bergaul dengan orang-orang Barat
seperti Rafles, Milner dan lain sebagainya.
Sayanglah Abdulloh pada
masa hidupnya,, bahkan sampai meninggalnya pun ia tidak mempunyai pengikut.
Cita-citanya tidak ada yang meneruskan. Sejak ia meninggal sampai berdirinya
Komisi Bacaan Rakyat boleh dikatakan terjadi masa kekosongan dalam sastra
Indonesia. Setelah kira-kira 50 tahun sepeninggalnya, barulah cita-citanya itu
timbul kembali, diteruskan dan dikembangkan oleh angkatan baru.
Karya-karyanya: Hikayat Abdullah,
Sejarah Melayu, Hikayat Panja Tenderan Dan Lain Sebagainya.
C.
Sastra Baru Atau Sastra Modern (± 1908 – sekarang)
Sastra yang dihasilkan
kira-kira 50 tahun setelah meninggalnya Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi sampai
sekarang.
Sastra Baru atau Modern terbagi atas dua
periode yakni:
1.
Sastra masa
kebangkitan
a.
Sastra periode
20 (± 1908 - ±1933)
Sastra angkatan 20
Sastra angkatan Balai Pustaka
Sastra Angkatan Siti Nurbaya
b.
Sastra periode
30 (± 1933 - ± 1942)
Sastra angakatan 30
Sastra angkatan Pujangga Baru
c.
Sastra periode
42 (± 1942 - ± 1945)
Sastra Masa Penduduka Jepang
2.
Sastra masa
perkembangan
a.
Sastra periode
45 (± 1945 - ± 1952)
Sastra Angkatan 45
b.
Sastra periode
50 (± 1952 - ± 1961)
Sastra Angkatan 50
c.
Sastra Periode
66 (± 1961 - ± 1974)
Sastra Angkatan 66
d.
Sastra Periode
70 (± 1974 – Sekarang)
Sastra Angkatan 70
Daftar Pustaka
Wirjosoedarmo,
Soekono. 1990. Sastra Indonesia Klasik:
Sastra Melayu Indonesia Untuk Sekolah Menengah. Surabaya: Sinar Wijaya.
Makasih banyak, sangat sangat membantu
BalasHapusS128Cash merupakan Situs Betting Online Terbaik yang berada di Indonesia, karena sudah menggunakan sistem terbaru dan pastinya untuk memudahkan para Pecinta Betting Online melakukan Taruhan.
BalasHapusDisini menyediakan semua permainan Populer masyarakat Indonesia, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
Hanya dengan minimal deposit Rp 25.000,- Anda sudah bisa menikmati semua permainan yang ada.
Anda juga dapat menikmati semua PROMO BONUS yang tersedia disini, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Untuk layanan dan informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Bandar Judi Bola Terpercaya